Jumat, 31 Mei 2013

My organization

OKJP FT-UH
Organisasi Kemahasiswaan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (OKJP FT-UH), merupakan wadah pengembangan dan pembinaan kemahasiswaan di Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang berorientasi pada pengembangan profesionalisme keilmuan dan dalam pelaksanaannya mengacu pada falsafah pendidikan, kekeluargaan, dan konsepsi dasar tentang gerakan kemahasiswaan.
OKJP FT-UH merupakan lembaga pengembangan profesi keilmuan, intelektualitas, semangat pengabdian, dan sikap mental yang tercerahkan sehingga kehidupan pergerakan kemahasiswaan dapat diwarnai dengan sikap dan tindakan yang rasional.
OKJP FT-UH adalah Organisasi Kemahasiswaan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang bertujuan :
1.      Sebagai wahana dan sarana pengembangan mahasiswa kea rah perluasan wawasan dan sikap intelektual yang tercerahkan.
2.      Sebagai wahana pengembangan cita-cita falsafah pendidikan.
3.      Sebagai wahana pencapaian tri perguruan tinggi.
4.      Sebagai innovator dan motivator kearah masyarakat yang inklusif dan egaliter.

OKFT-UH
Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin merupakan wadah Pengembangan dan Pembinaan Kemahasiswaan di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan dalam pelaksanaannya mengecu pada RPJP Nasional dan RPJM Nasional, Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), serta konsepsi dasar pergerakan kemahasiswaan.
OKFT-UH merupakan himpunan dari segenap Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. OKFT-UH lebih menekankan pada nilai kebenaran dan sikap ilmiah untuk mencapai integritas kemahasiswaan di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, serta kesehjateraan umat manusia.
OKFT-UH adalah Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang bertujuan :
1.      Membentuk Mahasiswa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki wawasan yang luas, cendekia, memiliki integritas kepribadian, profesionalisme, kemandirian dan kepekaan social.
2.      Mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJP Nasional dan RPJM Nasional serta UU Sisdiknas.
3.      Mencapai tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada Tri Dharma Pendidikan.
4.      Sebagai innovator dan motivator ke arah masyarakat yang lebih maju, sejahtera dan demokratis serta mampu menangkap keinginan actual dalam dinamika masyarakat.

Universitas Hasanuddin
Mengawali berdirinya Universitas Hasanuddin secara resmi pada tahun 1956, di kota Makassar pada tahun 1947 telah berdiri Fakultas Ekonomi yang merupakan cabang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta berdasarkan keputusan Letnan Jenderal Gubernur Pemerintah Hindia Belanda Nomor 127 tanggal 23 Juli 1947. Karena ketidakpastian yang berlarut-larut dan kekacauan di Makassar dan sekitarnya maka fakultas yang dipimpin oleh Drs L.A. Enthoven (Direktur) ini dibekukan dan baru dibuka kembali sebagai cabang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 7 Oktober 1953 di bawah pimpinan Prof. Drs. G.H.M. Riekerk. Fakultas Ekonomi benar-benar hidup sebagai cikal bakal Universitas Hasanuddin setelah dipimpin acting ketua Prof. Drs. Wolhoff dan sekretarisnya Drs. Muhammad Baga pada tanggal 1 September 1956 sampai diresmikannya Universitas Hasanuddin pada tanggal 10 September 1956.
Di saat terjadinya stagnasi Fakultas Ekonomi pada akhir tahun 1950, Nuruddin Sahadat, Prof. Drs. G.J. Wolhoff, Mr. Tjia Kok Tjiang, J.E. Tatengkeng dan kawan-kawan mempersiapkan pendirian Fakultas Hukum swasta. Jerih payah mereka melahirkan Balai Perguruan Tinggi Sawerigading yang di bawah ketuanya Prof. Drs. G.J. Wolhoff tetap berusaha mewujudkan universitas negeri sampai terbentuknya Panitia Pejuang Universitas Negeri di bulan Maret 1950. Jalan yang ditempuh untuk mewujudkan universitas didahului dengan membuka Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat cabang Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) yang resmi didirikan tanggal 3 Maret 1952 dengan Dekan pertama Prof. Mr. Djokosoetono yang juga sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Dilandasi semangat kerja yang tinggi, kemandirian dan pengabdian, Fakultas Hukum yang dipimpin Prof. Dr. Mr. C. de Heern dan dilanjutkan Prof. Drs. G.H.M. Riekerk, dalam kurun waktu empat tahun mampu memisahkan diri dari Universitas Indonesia dengan keluarnya PP no. 23 tahun 1956 tertanggal 10 September 1956.
Langkah usaha Yayasan Balai Perguruan Tinggi Sawerigading untuk membentuk Fakultas Kedokteran terwujud dengan tercapainya kesepakatan antara pihak Yayasan dengan Kementerian PP dan K yang ditetapkan dalam rapat Dewan Menteri tanggal 22 Oktober 1953. Berdasarkan ketetapan tersebut dibentuklah Panitia Persiapan Fakultas Kedokteran di Makassar yang diketuai Syamsuddin Daeng Mangawing dengan Muhammad Rasyid Daeng Sirua sebagai sekretaris dan anggota-anggotanya yaitu J.E. Tatengkeng, Andi Patiwiri dan Sampara Daeng Lili. Pada tanggal 28 Januari 1956, Menteri P dan K Prof. Mr. R. Soewandi meresmikan Fakultas Kedokteran Makassar yang kelak berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin seiring dengan diresmikannya Universitas Hasanuddin pada tanggal 10 September 1956.
Perjuangan dan tekad masyarakat Sulawesi Selatan untuk melahirkan putra bangsa yang berpengalaman teknik mencapai keberhasilannya ketika menteri P dan K RI mengeluarkan SK No. 88130/S tertanggal 8 September 1960 perihal peresmian Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang diketuai lr. J. Pongrekun dan sekretaris lr. Ramli Cambari Saka dengan tiga departemen Sipil, Mesin dan Perkapalan. Pada tahun 1963 menyusul terbentuk Departemen Elektronika dan Arsitektur dan lengkaplah Fakultas Teknik sebagai fakultas yang ke-4.
Mendahului SK Menteri PP dan K tanggal 3 Desember 1960 No. 102248/UU/1960 perihal Pembentukan Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, telah terjadi “peleburan” beberapa unit Program Kursus B.1 dari Yayasan Perguruan Tinggi Makassar ke Universitas Hasanuddin. Yayasan yang diketuai oleh Syamsuddin Dg Mangawing beranggotakan antara lain Prof. G.J. Wolhoff ini adalah pecahan Universitas Sawerigading yang dipimpin oleh Nuruddin Sahadat. Peristiwa “peleburan” Program Kursus B.1 Paedagogik, Sastra Timur dan Sastra Barat ke UNHAS pada tanggal 2 Nopember 1959 tersebut menjadi cikal bakal Fakultas Sastra yang secara resmi terbentuk sesuai SK menteri PP dan K tanggal 3 Nopember 1960.
Menyusul “kelahiran” Fakultas Sastra, lahirlah Fakultas yang ke - 6 yakni Fakultas Sosial Politik sesuai dengan SK Menteri P & K tertanggal 30 Januari 1961 No. A. 4692/U.U.41961, berlaku mulai 1 Februari 1961. Pada awalnya fakultas ini merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang bernama Fakultas Tata Praja Universitas 17 Agustus 1945 yang didirikan oleh Mr. Tjia Kok Tjiang yang kelak setelah penegeriannya menjadi pimpinan fakultas didampingi Mr. Sukamto sebagai sekretaris. Pada tanggal 15 Nopember 1962 Mr. Sukamto diangkat sebagai Dekan dan Abdullah Amu menjadi Sekretaris.
Di masa kepemimpinan Rektor A. Amiruddin berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0266/Q/1977 tanggal 16 Juli 1977 Fakultas Sastra diintegrasikan ke dalam Fakultas limu Sosial Budaya bersama Fakultas Ilmu Sosial Politik dan Fakultas Ekonomi. Hal yang sama juga terjadi atas Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA yang diintegrasikan menjadi Fakultas Sains dan Teknologi terkecuali Fakultas Hukum yang tidak “rela” berintegrasi dengan Fakultas Ilmu - ilmu Sosial Budaya. Berselang enam tahun kemudian yakni pada tahun 1983 pengintegrasian ini dicabut dengan keluamya PP No. 5 Tahun 1980 yang disusul dengan SK Presiden RI No. 68 Tahun 1982.
Melalui kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dan atas permintaan Rektor Prof. Arnold Mononutu terbentuklah Panitia Persiapan Pendirian Fakultas Pertanian yang beranggotakan Prof. Dr. A. Azis Ressang, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan lr Fachrudin, asisten Akhli Fakultas Pertanian IPB. Kerjasama Prof. Ressang dkk dengan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dan IPB membuahkan SK Menteri PTIP RI Prof. Dr. lr. Toyib Hadiwidjaya tertanggal 17 Agustus 1962 dan secara resmi Fakultas Pertanian menjadi fakultas yang ke-7 dalam lingkungan Universitas Hasanuddin.
Gubernur Andi Pangerang Petta Rani dalam rapat tanggal 11 Maret 1963 menunjuk lr. Aminuddin Ressang sebagai ketua sub - panitia kerja Pembentukan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) resmi terbentuk berdasar surat kawat Menteri PTIP tanggal 8 Agustus 1963 No. 59 1 BM/PTIP/63 disusul SK Menteri No. 102 Tahun 1963 berlaku Tanggal 17 Agustus 1963. Pada tahun 1963 dibentuk Panitia Pendiri Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan di Makassar yang diketuai Syamsuddin Dg Mangawing dengan anggota Andi Pangerang Petta Rani, Drh. A. Dahlan dan Andi Patiwiri. Pada tanggal 10 Oktober 1963 berdiri Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) yang berstatus swasta didekani oleh Drh. Achmad Dahlan dengan Pembantu Dekan I, II masing - masing Drh. Muh. Gaus Siregar dan Andi Baso Ronda, B. Agr.Sc. Terhitung mulai tanggal 1 Mei 1964 fakultas swasta tersebut dinegerikan menjadi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin meialui SK Menteri PTIP No. 37 11964 Tanggal 4 Mei 1964.
Pendidikan Dokter Gigi berdiri pada tanggal 23 Januari 1969 sebagai hasil kerjasama antara Universitas dengan TNI - AL sebagai hasif rintisan Laksamana Mursalim Dg Mamanggun, S.H. , Rektor Unhas Let.Kolonel Dr. M. Natsir Said, S.H. serta Drg. Halima Dg Sikati dan diberi nama Institut Kedokteran Gigi Yos Sudarso. Pada tahun 1970 lnstitut ini resmi menjadi Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin dan selanjutnya menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Unhas pada tahun 1983. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) didirikan pada tangggal 5 Nopember 1982 yang pada awalnya menerima mahasiswa tamatan Diploma Tiga Kesehatan dan nanti pada tahun 1987 FKM Unhas menerima tamatan SMA. FKM merupakan fakultas yang ke-11 dalam lingkungan Unhas.
Sebagai realisasi dari pengembangan Pola Ilmiah Pokok (PIP) yang menjadi rujukan orientasi lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, maka pada tahun 1988 UNHAS secara resmi membuka program Studi Ilmu Kelautan dengan SK Dirjen Dikti No.19/Dikti/Kep/1988, tanggal 16 Juni 1988. Pada awalnya karena belum ada wadah yang tepat program tersebut berstatus lintas fakultas dan langsung dibawahi rektor. Mengingat sifatnya yang berorientasi kelautan, program ini pada akhirnya dibentuk menjadi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dengan menggabungkan jurusan Perikanan ke dalamnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.036/0/1996, tanggal 29 Januari 1996.
Pada Dies Natalis yang ke - 25, 17 September 1981 Presiden RI Soeharto meresmikan Kampus Tamalanrea yang pada awalnya dirancang oleh Paddock Inc., Massachustts, AS dan dibangun oleh OD 205, Belanda yang bekerjasama dengan PT. Sangkuriang Bandung di atas tanah seluas 220 Ha.

Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benuaAsia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau,[5][6] oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara.[7] Dengan populasi sebesar 237 juta jiwa pada tahun 2010,[8] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah danPresiden yang dipilih langsung.
Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaanHindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropayang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawahpenjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia-Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah suku terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.[9] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari OECD.

Secara Etimologi Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau".[10] Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat.[11] Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu".[12] Murid dari Earl,James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India.[13] Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia-Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda(Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).[7]
Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik.[7] Adolf Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.[11]

HUBUNGAN OKJP FT-UH, OKFT-UH, UNHAS DAN INDONESIA

            Hubungan antara Organisasi Kemahasiswaan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ( OKJP FT-UH ), Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ( OKFT-UH ), Universitas Hasanuddin ( UNHAS ), dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah pasti sangat berkaitan atau  berhubungan erat dalam berbagai aspek. yang juga membuktikan hal tersebut juga tidak di pungkiri bahwa OKJP FT-UH, OKFT UH dan UHNAS itu sendiri berada dalam wilayah Indonesia yang perangkat-perangkat kelembagaannya harus mengacu kepada dasar Negara dan undang-undang dasar Negara Indonesia.
Upaya yang sangat keras sudah dilaksanakan oleh pendahulu-pendahulu kita dalam  mengusahakan berdirinya universitas hasanuddin yang akhirnya pada tahun 1956 berdirilah universitas hasanuddin dengan 3 (tiga) fakultas pertama yakni fakultas ekonomi, fakultas kedokteran, dan kemudian fakultas teknik. Fakultas teknik universitas hasanuddin mempunyai lembaga-lembaga yang berperan menjalankan roda organisasinya yakni konres mahasiswa teknik universitas hasanuddin (KMT-UH) badan perwakilan mahasiswa fakultas teknik universitas hasanuddin ( BPM FT-UH), dan senat mahasiswa fakultas teknik universitas hasanuddin (SMFT-UH), setelah itu ada OKJ-OKJ yang ada di fakultas teknik yang salah satunya adalah OKJP FT-UH.
Menganut dari asas dari ke empat komponen tersebut yaitu OKJP FT-UH, OKFT-UH, Unhas, dan Indonesia yang berasaskan pancasila tentunya saling berhubungan dan bersinergi untuk menjalankan apa-apa saja yang tercantum baik tersirat maupun tersurat dalam pancasila itu sendiri.
Dari sistem pemerintahan ataupun kepengurusan mulai dari OKJP FT-UH, OKFT-UH, dan Negara Indonesia semuanya menganut sistem yang sama yaitu digunakannya asas Trias Politika yaitu adanya badan yang berwenang dalam bidang eksekutif sebagai pelaksana dari aturan-aturan yang ada, legislatif sebagai badan yang berwenang membuat aturan, dan yudikatif yang bersangkutan dengan fungsi dan pelaksanaan lembaga peradilan.
Dari OKJP FT-UH dikenal Himpunan Mahasiswa Perkapalan FT-UH sebagai badan eksekutif dan Dewan Musyawarah Mahasiswa Perkapalan FT-UH sebagai badan yang berwenang pada bidang legislatif dan yudikatif. Kemudian pada tingkat OKFT-UH dikenal Senat Mahasiswa FT-UH sebagai badan yang melaksanakan fungsi eksekutif, dan Badan Perwakilan Mahasiswa FT-UH sebagai fungsi legislative dan yudikatif.
Sebagai lembaga kemahasiswaan, OKJP FT-UH tidak hanya mengurus masalah kelembagaan, tapi juga mengurus masalah akademik anggotanya, selain itu program kerja dari lembaga kemahasiswaan seharusnya lebih mengacu kepada program kerja yang mengarah ke bidang pendidikan serta pengaplikasian atau pengabdian hal tersebut kepada masyarakat pada umumnya, tentu saja yang sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.
Adapun kemudian berbicara tentang struktur Universitas Hasanuddin dipimpin oleh seorang Rektor yang kemudian disebut dengan Tim Rektor terdiri atas Rektor, wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, dan Wakil Rektor IV, kemudian juga dikenal Dewan Senat, serta Dekan Fakultas. Beranjak dari wilayah kampus tersebut, kali ini mengenai sistem pemerintahan Indonesia yang bersifat presidensial dimana Presiden sebagai Kepala Negara dan sekaligus Kepala Pemerintahan. Di Indonesia juga menganut Trias Politika yaitu eksekutif, legislative, dan yudikatif.
Badan eksekutif di Indonesia di pegang oleh presidensil atau Presiden, lalu Badan Eksekutif dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat tingkat I dan II, Dewan Perwakilan Rakyat, serta Dewan Perwakilan Daerah. Adapun Badan Yudikatif dijalankan dan difungsikan oleh Mahkamah Agung dan Lembaga Peradilan di bawahnya yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan tatausaha negara dan sebuah Mahkamah Konstitusi.
Negara Indonesia yang dalam wilayahnya terdapat  17.000 lebih pulau merupakan negara Maritim yang tentunya harus memiliki sumber daya manusia handal untuk mengolah sumber daya alam dari sector maritime tersebut. Sejalan dengan hal tersebut Universitas Hasanuddin kini tengah menjalankan nilai Maritim di lingkup kampus tentunya peran dari mahasiswa yang kesehariannya membahas disiplin ilmu kemaritiman sangat di butuhkan untuk kedepannya. Merajut dari hal tersebut bahwa OKJP FT-UH sebagai wadah aktifitas kemahasiswaan dari mahasiwa Perkapalan yang berada dalam lingkup OKFT-UH akan dituntut untuk lebih berperan aktif dalam pencitraan nilai kemaritiman dari Unhas itu sendiri.
Dalam proses perkuliahan di kesehariannya, mahasiswa perkapalan tentunya tidak hanya membahas tentang bagaimana merancang sebuah bangunan kapal, mendesain sedemikian rupa kelistrikan dan perpipaan kapal, tetapi juga mahasiswa perkapalan membahas tentang hal-hal yang terjadi dalam lingkup maritime seperti keselamatan maritime dsb.


Lepas dari pembahasan secara structural OKJP FT-UH yang berada di bawah OKFT-UH merupakan sebuah organisasi kader yang setiap tahun ajaran akan mengadakan pengkaderan atau biasa disebut dengan sosialisasi almamater baik kepada mahasiswa baru baik di tingkat fakultas maupun di tingkat jurusan. Sebagai organisasi kader tentu didalamnya terdapat sebuah kultur-kultur yang tentunya mengkiblatkan calon anggota dari mahasiswa baru untuk mengaplikasikan nilai sebagai “orang timur” dengan berbagai metode-metode yang telah di kembangkan sedemikian rupa. Namun pada pelaksanaannya seringkali atau bahkan selalu akan memunculkan permasalahan di kacamata pandang pihak birokrasi Unhas itu tidak lain dan tidak bukan dikarenakan permasalahan metode sosialiasi itu sendiri. Terkadang pada pelaksanaannya hak-hak manusia dalam kesehariannya yang di atur dalam Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia ini bertentangan, padahal tidak seperti itu adanya. Semua metode yang dilakukan dan dijalankan pada pelaksanaan kaderisasi tersebut telah di atur sedemikian rupa agar mahasiswa Fakultas Teknik sebagai calon-calon pemimpin bangsa tidak mudah terpengaruh dari gambaran kehidupan orang-orang barat diluar sana. Selain itu juga untuk memberikan sikap awal pembentukan mental kepada seseorang yang mengalami proses peralihan dari masa SMA ke tingkat Mahasiswa yang kedepannya akan bertarung dalam dunia kerja yang sudah sangat ketat tentunya.
            OKJP FT-UH, OKFT-UH, UNIVERSITAS HASANUDDIN dan INDONESIA adalah terkait satu sama lain. Dengan adanya prinsip dasar yang sama serta konstitusi yang mengacu kepada konstitusi yang diatasnya membuat hubunganh antar semuanya tidak dapat terputuskan, disisi lain semuanya saling juga saling membutuhkan, tanpa adanya dorongan dari bawah, begitu juga lembaga yang dibawah tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari lembaga yang diatasnya.
Pentingnya lembaga kemahasiswaan dalam pergerakan kemahasiswaan ini sangat membantu dalam masyarakat yang demokrasi, karna lembaga kemahasiswaan dan pergerakan mahasiswa adalah hal yang tak terpisahkan. Hal ini juga untuk mengantisipasi berbagai perubahan sosisal yang ada di masyarakat, momentum inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai social control yang mengarahkan masyarakat tidak terdapat budaya-budaya baru yang tidak sejalan dengan budaya-budaya yang lama.

Disamping itu yang membuat lembaga kemahasiswaan akan jauh lebih baik ialah dengan adanya pemanfaatan potensi-potensi alamiah dan ilmiah mahasiswa sebagai perwujudan tri dharma perguruan tinggi yang selama ini selalu kita haubungkan dengan mahasiswa. Tentu saja dengan berasas pada profesionalisme keilmuan, sehingga semua yang kita kerjakan selalu mengarah kepada bidang yang kita sama-sama pertanggung jawabkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar