PENCEMARAN LAUT
Belakangan
kita sering membaca kejadian pencemaran laut. Berbagai pihak mengeluhkan salah
satu ancaman terhadap lingkungan ini. Beberapa menyalahkan industri besar yang
kurang peduli, lainnya menyebutkan hanya kesalahan prosedur, lainnya beranggapan
semua punya potensi untuk mencemari laut. Berikut lebih jauh dibahas tentang
seluk beluk pencemaran laut.
Tingkat pencemaran laut di Indonesia masih sangat tinggi. Pencemaran
berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar dekat muara sungai dan kota-kota
besar. Tingkat pencemaran laut ini telah menjadi ancaman serius bagi laut
Indonesia dengan segala potensinya.
Pencemaran
laut menurut PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
dan/atau Perusakan Laut adalah mempunyai pengertian atau definisi sebagai
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi
dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
Dalam
sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel
kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian
besar adalah pengurai ataupun filter feeder(menyaring air). Dengan
cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan,
semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula
kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel
kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic.
Sebagian
besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut beberapa sumber polutan yang masuk
ke laut.
Buangan Kapal
Kapal
dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Antara lain melalui
tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat
mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang
mengganggu kehidupan liar alam, dan air dari balast tank dapat
menyebarkan ganggang/alga berbahaya dan spesies asing yang dapat mempengaruhi
ekosistem lokal.
Salah
satu kasus terburuk dari satu spesies invasif menyebabkan kerugian bagi suatu
ekosistem, yang tampaknya tidak berbahaya salah satunya adalah ubur-ubur. Mnemiopsis
leidyi, suatu spesies ubur-ubur yang tersebar, sehingga sekarang mendiami
muara di banyak bagian dunia.
Pertama
kali ditemukan pada tahun 1982, dan diduga telah dibawa ke Laut Hitam dalam air
pemberat kapal. Populasi ubur-ubur melonjak secara eksponensial dan pada tahun
1988, hal tersebut mendatangkan malapetaka atas industri perikanan lokal.
Plastik
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (Delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (Delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik
dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa
liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak
napas, maupun termakan.
Jaring
ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut.
Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba,
penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang
membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan
yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.
Racun
Selain plastik, ada masalah-masalah tertentu dengan racun yang tidak hancur dengan cepat di lingkungan laut. Terbagi dua, pertama kelompok racun yang suafatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.
Selain plastik, ada masalah-masalah tertentu dengan racun yang tidak hancur dengan cepat di lingkungan laut. Terbagi dua, pertama kelompok racun yang suafatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.
Ketika
pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring
makanan di laut. Dalam jaringmakanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi,
serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai
makanan termasuk manusia.
Racun
semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis kehidupan air
dalam proses yang disebut bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi
dalam dasar perairan, seperti muara dan teluk berlumpur. Bahan-bahan ini
dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit
dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di
Teluk Minamata.
Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
Muara
merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang
diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa
oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.
The World Resources
Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia
(kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan
kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai
Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu
contohnya adalah meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide)
yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada
manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati
ke arah pantai.
Peningkatan keasaman
Lautan
biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon dioksida
atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman
laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk
membentuk cangkang atau rangka.
Polusi Kebisingan
Kehidupan
laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti
kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar
angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara.
Hewan
laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia
yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga
untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan
bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar
sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).
Berbagai contoh pencemaran
laut di Indonesia

Pencemaran
laut ini terjadi hampir di seluruh pesisir lautan di Indonesia. Teluk Jakarta
salah satu kawasan dengan pencemaran laut terparah. Warna air laut di teluk ini
semakin menghitam dan sampah yang rapat mengambang di permukaan air.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebutkan pencemaran itu berasal dari
limbah domestik dan industri yang dibawa 13 sungai bermuara di sana. Pencemaran
juga terjadi di Taman Nasional Pulau Seribu. LSM Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) bahkan menyebutkan
telah menemukan gumpalan minyak di 78 pulau sejak 2003.
Pencemaran
juga terjadi di pantai utara Jawa Tengah. Perairan Kota Tegal, Pati, dan Semarang menjadi muara
sungai-sungai yang tercemar logam berat. Di Pulau Lombok dan Sumbawa itu,
sedikitnya 110 ribu ton tailing (limbah tambang) dibuang tiap harinya oleh
sebuah perusahaan tambang multinasional.
Di
Kalimantan, pencemaran laut juga terjadi yang salah satunya terjadi di Pulau
Sebuku. Di sana beroperasi perusahaan tambang batu bara. Air pencucian batu
bara, tumpahan minyak, serta oli saat pengapalan mencemari sungai dan akhirnya
ke laut.
Catatan
pencemaran akibat limbah tambang terus berlanjut hingga wilayah timur
Indonesia. Dalam laporan lem-baga itu juga disebutkan sekitar 110 km2 wilayah
Papua tercemar akibat pertambangan emas. Selain wilayah-wilayah ini, masih
banyak lagi kasus pencemaran laut akibat aktivitas di darat.

Selain
berakibat pada degradasi lingkungan, pencemaran laut juga memberi akibat
penurunan perekonomian nelayan. Dampak dari pencemaran laut dan limbah telah
mengakibatkan penurunan hasil tangkapan nelayan di sejumlah kawasan di
Indonesia. Sektor pariwisata pesisir dan laut Indonesia juga menerima dampak
dari pencemaran laut ini.
Sayangnya
banyak diantara kita yang masih tidak peduli dengan pencemaran yang mengancam
salah satu harta kita, laut Indonesia. Ketika PBB (1992) menetapkan 8 Juni
sebagai Hari Kelautan, banyak negara melakukan peringatan masing-masing. Namun
anehnya, di Indonesia dengan rekor
wilayah lautan sangat luas gaung itu sima, tidak semenarik bila dibandingkan
dengan gonjang-ganjing politik. Dan jika pencemaran laut terus berlangsung dan
dibiarkan bukan tidak mungkin laut Indonesia yang kaya dan indah tinggal
menjadi sepotong kenangan.
Referensi dan gambar:
- PP
No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
- sains.kompas.com/read/2010/05/16/12472626/Pencemaran.Laut.Indonesia.Masih.Tinggi
- www.goblue.or.id/mengenal-pencemaran-laut-1
- www.kabarindonesia.com/fotoberita
(gambar pencemaran laut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar