Mesin Diesel kapal ( Marine engine ) mempunyai
perbedaan dengan Mesin Diesel yang dipakai didaratan ( konvensional ). Kenapa
untuk melayani operasional, perawatan
dan perbaikan - perbaikan kecil mesin - mesin diesel
kapal, para masinisnya ( Engineer ), ada yang setingkat D3 ( ATT III ), S1
( ATT II ), bahkan ada yang setara dengan S2 ( ATT I / M,Mar Eng ). Sementara
mesin - mesin diesel di daratan cukup dilayani oleh tamatan SMK s/d D3
Permesinan saja. Prinsip kerja mesin diesel baik di darat maupun di
kapal - kapal sama saja, tak ada perbedaan yang signifcan. Sedangkan letak
perbedaannya, antara lain ada pada :
I. Material mesin diesel kapal
Material mesin diesel kapal ( Marine engine ) dibuat lebih
tangguh dari pada mesin - mesin yang ada didarat, agar tidak mudah mengalami
kerusakan / keropos bila bersinggungan dengan air laut yang mempunyai kadar
garam sangat tinggi dan mengandung unsur - unsur mineral dan biota laut perusak
lainnya. Untuk mengantisipasi terjadinya hal - hal yang demikian, maka di
lakukan tindakan - tindakan pada mesin diesel kapal sebagai berikut :
Melakukan pengecatan " Anti Faulant ", memasang
Zink Anode pada sea chest air laut masuk dan pada cooler-cooler
mesin diesel kapal untuk mencegah
pengkeroposan material.
Memasang system dosis Alkytrimethylene Diamenes, suatu
cairan Anti faulant Marine Chemical Corrosive Liquid Basic Organic, sebelum
pendistribusian air laut dari sea chest kepemakaian Sedangkan mesin diesel di
darat tidak pernah mengalami hal - hal seperti ini.
II. Operasional mesin diesel kapal
Selama pengoperasiannya ( Engine running ), mesin diesel
darat hanya mendapat getaran dari mesin itu sendiri ( internal vibration ),
tidak pernah menerima getaran dari luar ( external vibration ), kecuali bila
terjadi gempa bumi. Tidak demikian halnya dengan Marine engine, selain
mendapat getaran mesin itu sendiri, mesin - mesin diesel kapal juga mendapatkan
getaran perlawanan dari luar, karena guncangan dari badan kapal yang diterpa ombak laut. Terjangan ombak yang begitu
dahsyat terhadap badan kapal bisa membuat mesin mengalami kemiringan sampai
sekitar 60 derajat. Bila hal ini terjadi bisa mengakibatkan mesin mengalami,
sebagai berikut:
Tekanan lubricating
oil akan mengalami kekosongan ( hampa ), bila hal ini terjadi,
maka tekanan lub. oil akan menurun ( lubricating
oil low pressure ), mesin akan mati secara mendadak ( Shutdown
immediately ), atau mesin mengalami rusak berat ( break down ). Untuk
mengantisipasi terjadinya hal - hal seperti ini, maka pada saat rancang bangun,
marine engine dipasang dua buah pipa isap lubricating
oil kapal didepan dan dibelakang agak kekanan,
atau kekiri lub oil carter engine. Sehingga bila mesin kapal mengalami
kemiringan kearah manapun dan berapa derajatpun, lubricating
oil tetap akan terisap oleh pompa
minyak lumas.Sedangkan pada mesin -
mesin darat pipa isap minyak lumas cukup satu saja.
Buritan kapal terangkat, sehingga baling-baling terbebas
dari tekanan air laut, secara logika akan terjadi putaran lebih ( over speed )
pada mesin induk kapal, atau bisa juga terjadi kerusakan yang fatal (
break down ). Tetapi hal sudah diantisipasi oleh perancang Marine engine dengan
memasang pengaman pada Governoor, agar putaran mesin tetap menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat itu. Alat
pengaman ini dikenal dengan nama " Over
Speed Trip ". Pada mesin - mesin darat tidak dilengkapi dengan peralatan
ini.
III. Penempatan dan
penataan mesin kapal ( Arrange & install )
Pemasangan dan penataan
pada mesin-mesin di darat sangat simpel dan
sederhana. Buat pondasi mesin yang kokoh, rata, pasang engine mounting
untuk perendam getar, bila mesin beroperasi. Install, cooling
system, exhause gas system, On / Off system,
memakai angin penjalan atau battery. Allignment dengan kebutuhan pemakaian,
apakah untuk pembangkit atau lainnya, selesai sudah. Pada saat pembangunan
kapal, yang paling sulit dan penuh kehati-hatian adalah pembuatan pondasi
mesin kapal, terutama mesin induk kapal, tidak cukup dengan rata saja,
tetapi harus memperhitung semua yang berkaitan dengan mesin kapal tersebut.
Harus memperhitungkan titik
berat kapal, kelurusan dengan gear
box, propulsion, momen - momen yang kemungkinan akan terjadi saat kapal
telah beroperasi, dan pengendalian mesin kapal untuk kebutuhan manouvering.
Apalagi, bila kapal tersebut memakai dua mesin ( twin engine ).
Ini semua belum termasuk, pengoperasian, perawatan dan
perbaikan, bila kapal telah dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Jadi,
wajarlah bila engineer - engineer kapal ada yang setara dengan S2.
jenis mesin yang
ada di kapal
Agar kapal dapat bergerak dan berlayar diperlukan tenaga penggerak
kapal. Berbagai bentuk tenaga penggerak
kapal seperti dayung, layer, mesin
diesel kapal, mesin uap bahkan tenaga
nuklir di gunakan. Penggunaan motor diesel menempati urutan pertama untuk kapal
komersial selanjutnya pemakaian mesin uap lebih
diutamakan untuk kapal – kapal berukuran sangat besar seperti Super
Tanker.
Pemakaian mesin
diesel pada kapal lebih disenangi karena
lebih praktis dalam pengopersiannya, persiapan untuk menghidupkan sebuah mesin
induk hanya diperlukan lebih kurang satu jam, sedangkan untuk mesin uap
diperlkan waktu tidak kurang dari empat jam.
Sebuah kapal dengan tenaga penggerak mesin
diesel, biasanya mencantumkan KM (kapal
motor), MS (motor ship), MV (motor Vessel) sebelum nama kapalnya, Sedangkan
kapal dengan tenaga penggerak mesin uap mencantumkan KU (kapal uap), SS (steam
ship) sebelum menunjukan nama kapal tersebut.
Untuk jenis mesin – mesin yang terdapat disebuah kapal
dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1.
Motor Induk / Main Engine.
Mesin kapal yang berfungsi sebagai tenaga penggerak
kapal, nantinya mesin ini bertugas untuk
menggerakan propeller
/ baling – baling kapal yang selanjutnya mendorong
air dan menggerakan kapal maju atau mundur. Kapal denga satu propeller hanya mempunyai satu mesin induk sedangkan kapal yang
mempunyai dua propeller atau twin screw digerakan oleh dua mesin induk.
Atau nama lainnya mesin
Diesel / Motor Bantu / generator adalah mesin yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga
listrik. Ukuran motor Bantu lebih kecil dari motor induk. Dalam sebuah kapal terdapat lebih dari satu motor Bantu yang masing – masing
berfungsi menggerakan generator. Generator akan menghasilkan listrik, nantinya digunakan untuk penerangan dan power supply bagi
pesawat – pesawat Bantu lannya. Apabila kapal sandar didermaga maka mesin
diesel kapal dapat juga digunakan untuk
mengerakan mesin bagi Derek / alat bongkar muat.
3.
Pesawat Bantu/alat bantu kapal.
Pesawat Bantu/alat bantu kapal Adalah jenis mesin
– mesin diatas kapal yang berfungsi sebagai
sarana penunjang pokok dalam pengoperasian kapal. Secara standar / biasa untuk
sebuah kapal akan ditemukan jenis – jenis pesawat Bantu yaitu :
Kompresor Udara / Air Compressor : Fungsinya untuk menghidupkan motor
diesel / mesin Bantu karena pada umumnya
mesin tersebut hanya dapat dihidupkan dengan menggunakan tenaga / tekanan
udara.
Pompa air pendingin / Cooling water pump
: Terdapat 2 jenis yaitu, pompa air tawar pendingin
(tertutup) adalah pompa yang mensirkulasikan air
tawar pendingin dari motor ke cooler untuk selanjutnya kembali ke motor,
sedangkan pompa air laut pendingin
(terbuka) adalah pompa yang memasukan air laut
ke dalam cooler yang selanjutnya mengalir kembali ke laut.
pompa ballast
kapal/ Ballast pump : yaitu Pompa air laut yang digunakan untuk memompa air
laut ke dalam / ke laur tangki – tangki ballast kapal.
Pompa Got / Bilge pump : yaitu Untuk menampung air kondesat / air got
yang kemudian di buang keluar kapal.
Pompa Dinas Umum : yaitu
Pompa yang digunakan untuk menggantikan fungsi pompa air laut pendingin, pompa ballast atau pompa got.
Separator : Ada 2 jenis yaitu, purifier untuk memisahkan air dengan minyak dan clearifier untuk
memisahkan benda lainnya yang terbawa dalam minyak.
Ketel Bantu / DonkeyBoiler : Digunakan untuk menghasilkan uap air untuk memanaskan bahan
bakar sebelum masuk kedalam motor
diesel. Uap tersebut dapat dipergunakan untuk
memasak, pemanas air mandi dan pemanas untuk air condition.
Mesin
Kemudi : Untuk menggerakan daun
kemudi ke kiri / kanan atau untuk mempertahankannya pada posisi yang
diinginkan.
Winch / Derek : untuk
alat B/M Berfungsi untuk alat bongkar muat kapal sewaktu kapal sandar di
dermaga.